13 KETELADAN K.H. IMAM ZARKASYI, Salah Seorang Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor
1345 H / 1926 M

Teladan 1:

Beliau keturunan Rasulullah tetapi tidak mau diberi gelar habib, sayyid maupun syarif. Beliau meminta supaya dipanggil “Pak Zar“. Beliau selalu mengajarkan bahwa kemuliaan itu karena seberapa besar perjuangan dan pengorbanan untuk agama, bukan karena keturunan. Nasab silsilah Beliau bisa dilihat pada lampiran di akhir artikel dibawah ini.

Teladan 2:

Beliau keturunan 2 wali sekaligus: Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Djati) dan Raden Rahmat (Sunan Ampel), namun beliau tidak pernah menyebutnya.

Teladan 3:

Beliau keturunan raja Cirebon, namun tidak pernah berbangga diri dan menyebut-nyebut sebagai keturunan ningrat.

Teladan 4:

Beliau mewakafkan tanahnya total 16 hektar untuk perjuangan agama, padahal ekonomi keluarga waktu itu sangat sulit. Untuk menghidupi keluarga dengan menulis dan jualan buku setelah tanah habis diwakafkan.

Teladan 5:

Saya pernah mendengar dari Pak Shoiman Luqmanul Hakim bahwa Pak Zar (panggilan untuk K.H. Imam Zarkasyi), selalu Shalat Tahajjud di tanah komplek pondok sehingga tidak ada jengkal tanah di Gontor yang tidak dishalattahajudi oleh beliau.

Hal ini saya ceritakan kepada Pak Aman Nasution, komentar Pak Aman:

“Iya benar, saya pernah mengontrol tengah malam, tiba-tiba saya lihat ada bayangan di atas tumpukan batu-batu di area Gedung Saudi sekarang”.

Pak Aman langsung bertanya: “Ini malaikat atau nanusia?!”.

Sambil teriak, tiba-tiba bayangan tadi nenjawab: “Aman, ini aku”.

Benar ternyata bayangan yang di atas tumpukan batu itu adalah Pak Zar yang sedang shalat tahajjud.

Teladan 6:

Rabithah al-‘Alam al-Islamy memberi bantuan kepada pondok sekian juta, dan juga kepada pribadi Pak Zar, tetapi bantuan uang yang seharusnya untuk pribadi beliau tersebut semuanya oleh Pak Zar diberikan ke pondok.

Teladan 7:

Sewaktu Pak Zar ditawari Pak Harto untuk menjadi Menteri Agama, jawaban Pak Zar:

“Yang mau jadi menteri banyak, yang mau jadi kiai sedikit, maka saya memilih jadi kiai saja.”

Namun murid beliau yang menteri agama: KH. Idham Chalid, Luqman Hakim Saifuddin dan KH. Maftuch Basyuni (Kakak Ipar KH. Musthofa Bisri/Gusmus).

Teladan 8:

Pak Zar kalau hari Jumat akan berangkat ke masjid jam 10 pagi sewaktu santri main bola volley, dan balik dari masjid jam 3 sore sewaktu santri juga main volley sore.

Teladan 9:

Pak Zar kalau bersyukur biasanya shalat tahajud 100 rakaat, pernah saya ceritakan kepada Bu Mimien (putri beliau) dan Bu Mimien menyatakan:

“Iya, sebab saya ditugasi untuk menghitung dengan lidi, satu lidi, satu rakaat.”

Teladan 10:

Suatu hari Pak Chalid Raimin (staff pengasuhan) melihat Pak Zar membuat sendiri hanger dari kawat sewaktu akan menjemur pakaian. Biasanya Pak Zar menjemur pakaian seperti kaus dalam di depan rumah dekat pohon nangka. Cholid bertanya:

“Pak Yai, Kenapa hangernya dibuat sendiri?”.

Beliau menjawab: “Selagi masih bisa dibuat kenapa harus beli?”.

Teladan 11:

Sewaktu Pak Zar akan diberi doktor hanoris causa oleh IKIP Malang, beliau menjawab:

“Murid saya sudah banyak jadi doktor, maka saya tidak perlu lagi.”

Teladan 12:

Karena beliau orang yang zuhud dan wira’i betul selama hidup, ilmu, diri dan semua yang dimilikinya diserahkan total untuk perjuangan agama, maka segala titah dan doanya tidak main-main.

Hal ini terbukti saat terjadi tragedi maret di Gontor; oknum yang terlibat ingin menjatuhkan beliau dan pesantren yang dipimpinnya semuanya tidak selamat. Ada yang mati kecelakaan, cacat, dan sebagainya.

Teladan 13

Beliau ulama besar sekaligus pendiri dan pengelola Pesantren dengan nilai aset triliunan rupiah, tapi makamnya amat sangat sederhana. Tanpa gundukan dan hanya ditandai dengan batu nisan biasa

Subhanallah… Sang pejuang sejati,
Semoga kita bisa meneladani hidupnya… Aamiin Allahumma Aamiin…

(Sumber : Tulisan di Group FB Gontor)

Baca Juga :

Sejarah Singkat Pondok Modern Darussalam Gontor

Sekedar informasi singkat, Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan oleh tiga orang putra Kyai Santoso Anom setelah kembali dari menuntut ilmu di berbagai pesantren tradisional dan lembaga modern. Mereka kembali ke Gontor dan pada tanggal 20 September 1926 bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi SAW, mereka mengikrarkan berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Ketiganya dikenal dengan sebutan Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu:

  1. Ahmad Sahal (1901–1977)
  2. Zainudin Fananie (1908–1967)
  3. Imam Zarkasyi (1910–1985)

Pada tanggal 12 Oktober 1958 bertepatan dengan 28 Rabi’ul Awwal 1378, Trimurti mewakafkan PMDG kepada Umat Islam. Sebuah pengorbanan kepemilikan pribadi demi kemaslahatan umat. Pihak penerima amanat diwakili oleh 15 anggota alumni Gontor (IKPM) yang kemudian menjadi Badan Wakaf PMDG. [Wikipedia]

Ust. Rahmat KH Ziarah Ke Makam Gurunya Alm. KH. Imam Zarkasyi Pendiri Pondok Modern Gontor
Nasab Silsilah Para Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *